<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRJ6vTb-Bh3zEboekzhgdUV2w-JEIoJp5_a6up0pvCOkHVBFYknjfCCMOoYsFaL8Vr-oeZu8WVGKCVUJTdOgMmOFfI1rout7M2XJ9qVeSJosYBfcktg_HPVvTpyrbqyJTHnHx9u6YKOtpEWMu65EXProcyIex2ZsosFiLBc8NxhA2NZ_a--l6uPfNOYg/w640-h338/IMG_20210725_095249.jpg" /> <br />Well, for colleagues who are looking for the most beautiful beaches in Bali, some of the beaches in Bali below might be a reference.<br /> <h2 style="text-align: left;">1. Jimbaran Beach</h2> On this beach will be crowded by visitors and live music at night. This area has many restaurants with a variety of fresh seafood dishes. You can also enjoy a beautiful dinner on the beach where there are many tables and chairs.<br /><br />Jimbaran Beach Bali has a beautiful sunset view, so it's no wonder Jimbaran beach is one of the favorite places to enjoy the sunset in Bali.<br /> <h2 style="text-align: left;">2. Sanur Beach</h2> Sanur Beach is a beach in Bali that is suitable for enjoying the sunrise. This beach, which is located east of the city of Denpasar, has the characteristics of calm waves. This condition provides an advantage for lovers of snorkeling and diving, especially for beginners.<br /><br />Imagine doing snorkelling or diving while waiting for the charm of the sun to rise... of course it's really fun, right?<br /><br />Because the waves are calm, Sanur Beach Bali is not suitable for surfing. Want to take a pre-wedding photo? Sanur beach seems to be suitable for those of you who want to take pictures of the sunrise.<br /> <h2 style="text-align: left;">3. Lovina Beach</h2> This beach, which is arguably less famous, offers the charm of a black sandy beach with the natural attractions of dolphins. Many dolphin statues that we can meet because it is an icon of Lovina beach Bali.<br /><br />It is recommended to come to this beach in the early morning, because you will see tens to hundreds of dolphins swimming on this beach, but you have to take a boat with a capacity of 6 people to take a closer look.<br /><br />Lovina Beach is located in the North Bali area, approximately 9 KM to the west of the city of Singaraja.<br /> <h2 style="text-align: left;">4. Dreamland Beach</h2> Dreamland Beach means the land of dreams, it is said that the locals hoped that the tourist attraction and housing projects at that location could provide them with better jobs, but unfortunately in the end the construction of this large project was hampered and could not be completed.<br /><br />Well, this beach will give a calm effect away from the bustle of the tourists who visit, but the beauty here is not inferior to Kuta beach.<br /><br />The beauty of the clean white sand of Dreamland beach, exotic coral cliffs, and big waves are the main attraction. This beach is often a destination for surfers.<br /> <h2 style="text-align: left;">5. Pandawa Beach</h2> Pandawa Beach is a secret beach in Bali which is suitable for those of you who don't like the crowded atmosphere. The beach, which is located behind a limestone cliff, has a sunrise view that deserves to be enjoyed.<br /><br />Pandawa Beach which is located in the South Flea District, with a distance of approximately 18 KM from the airport. Unfortunately there is no public transportation that passes and passes through the lanes around the location, so you have to bring a private vehicle, taxi, or rent a vehicle.<br /> <h2 style="text-align: left;">6. Kuta Beach</h2> Now for school children who take a school tour, for sure if you go to Bali, Kuta beach is a must-visit beach. Some say that going to Bali and not going to Kuta is not complete.<br /><br />Yes, that's right, this beach is famous for its sunset beach, because here you will be presented with an exotic panorama when the sun begins to set, signaling nightfall.<br /><br />This beach also has waves that are friendly for beginner surfers. In addition, you can find various shopping places, hotels, gift shops, and others here. Complete at all!<br /> <h2 style="text-align: left;">7. Padang Padang Beach</h2> Eits is in Bali, not in the city of Padang. This beach is located in the Pecatu area, the cool thing is that not many people know about its beauty among Indonesians.<br /><br />Well, this Padang Padang beach is hidden behind a cliff, and the journey to this beach must be passed by taking a road that is only wide enough for one person. Its beauty is also not inferior to Kuta beach.<br /><br />Padang Padang beach became the choice of the Michael Learn to Rock music group to shoot one of their video clips. In addition, it also became one of the shooting spots for the film Eat Pray Love, starring Julia Robert.<br /> <h2 style="text-align: left;">8. Melasti Beach</h2> Another beach in Bali that is not very well known, but has a lot of beauty of its own. Melasti Beach .<br />You can make this beach a tourist destination too. This beach has a unique and stunning sunset beauty.<br /><br />Well, I hope this brief information about the beautiful beaches in Bali for traveling with your family can be useful for all of you. Happy Holidays!<br />
Jalan Jalan di Labuan Bajo adalah hal yang paling disukai oleh banyak orang. Siapapun pasti ingin bisa mengunjungi Labuan Bajo karena daerah ini dikenal menawarkan sejuta pemandangan yang indah. Labuan Bajo dikenal dengan Taman Nasional Komodonya. Namun, selain mengunjungi komodo di taman nasional, Anda juga bisa melakukan berbagai aktivitas seru di Labuan Bajo. Apa saja aktivitas yang bisa dilakukan selagi sedang jalan-jalan di daerah Labuan Bajo?Aktivitas Seru di Labuan Bajo1. Menjelajahi Pantai PinkPantai Pink Labuan Bajo / Doc Source : Pink-Beach-Labuan-Bajo.jpgSeperti namanya, Long Pink Beach merupakan pantai berwarna pink yang terletak tidak jauh dari balik bukit pulau Padar. Dikenal sebagai Pantai Merah di antara penduduk setempat, tujuan wisata satu ini adalah tempat paling populer di sekitar Labuan Bajo.Gradasi merah muda yang mempesona di sekitar bibir pantai berasal dari hewan mikroskopis dan pecahan karang kemerahan yang berpadu sempurna. Anda dapat berjemur di pasir merah muda yang halus. Namun, perhatikan bahwa cuaca cerah akan membuat kulit berubah, jadi penting untuk menggunakan banyak tabir surya.2. Menyelam dan SnorkelingMenyelam di Labuan Bajo / Source img : FlorseaLabuan Bajo adalah surganya para pecinta laut. Selain memiliki beberapa pantai dan perbukitan yang memesona, destinasi ini juga menawarkan keindahan. Pemandangan bawah laut Labuan Bajo benar-benar tiada duanya; Aneka ikan dan terumbu karang warna warni siap menyambut para penyelam kapan saja.Anda dapat menemukan banyak pilihan untuk menyelam dan snorkeling. Salah satu spot yang paling direkomendasikan adalah Pulau Kanawa yang terletak di dekat Pulau Komodo. Kawasan ini dikelola secara pribadi oleh masyarakat setempat. Jika Anda tidak takut untuk berenang dengan ikan besar dan hiu kecil di daerah dangkal, tempat ini sangat cocok! Selain itu, Anda juga dapat menemukan berbagai biota laut, antara lain kerapu, lionfish, dan penyu.3. Berlayar dengan Kapal PinisiKapal Pinisi Labuan Bajo/ Source img : Indozone NewsBerlayar di sekitar perairan Labuan Bajo menggunakan kapal pinisi yang mewah adalah aktivitas yang wajib dilakukan. Setiap wisawatan akan dipandu untuk tour keliling Taman Nasional Komodo, Pulau Padar, Pulau Komodo, Pink Beach, dan destinasi alam lainnya di Labuan Bajo.Kapal dilengkapi dengan fasilitas seperti hotel, termasuk beberapa kamar (terdiri dari tempat tidur ganda dan kembar), restoran, karaoke, jacuzzi, dan lounge pribadi untuk memanjakan para tamunya. Meskipun perjalanan dengan kapal pinisi cukup mahal dibandingkan glamping murah Bandung namun hal ini memberi Anda pengalaman sekali seumur hidup!Lalu bagaimana cara agar bisa jalan jalan di Labuan Bajo? Angkutan umum di Labuan Bajo sangat minim. Praktis, tidak ada angkutan umum “resmi” untuk berkeliling pulau selain taksi. Namun, ada beberapa opsi untuk dipilih:Ojek – ada ojek offline dan online yang akan membawa Anda ke mana saja di dalam pulau. Biayanya relatif murah. Menariknya, karena tarifnya tidak tetap, Anda bebas menawar harga dengan pengendaranya. Taksi – Tarif taksi biasanya berkisar Rp10.000 hingga Rp15.000 per km. Rental Mobil – menyewa mobil adalah pilihan terbaik untuk pergi jalan-jalan jika Anda bersama rombonganBanyak sekali bukan aktivitas yang bisa dilakukan ketika sedang jalan jalan di Labuan Bajo? Kalau Anda mencari wisata Indonesia yang mengasyikkan, datanglah ke Labuan Bajo!
<br><b><a href="http://Seribupena.com">Seribupena.com</a></b> - Kamu mungkin akan sedikit minder ketika kamu tidak tahu keistimewaan tanah Gorontalo. Seringkali ketika ditanya oleh teman yang berasal dari luar daerah, kamu sendiri mungkin masih bingung merekomendasikan tempat wisata yang layak. Tapi, dengan melihat pemandangan foto tempat wisaya menarik ini, Insya Allah kamu bakal bangga kok menjadi anak milienial Gorontalo.<br /> <br /> <div id="toc"> <b class="toc"></b></div> Yuk kita intip 5 Tempat Wisata Populer di Gorontalo<br /> <h2> Wisata Desa Bajo Tilamuta</h2> <br /> <div style="text-align: center;"> <img border="0" src="https://4.bp.blogspot.com/-O9MM04jHQig/W1p_hLK3lOI/AAAAAAAAA9A/EHae7-w_c9YzySMiveU7CtQjw8pFObPKwCLcBGAs/s640/Desa%2BBajo%2BTilamuta.png" /></div> Desa Bajo di Tilamuta memanglah sebuah potret suku yang unik. Hidup di pesisir dengan rumah di atas air menjadi ciri khasnya. Tapi, jangan heran, meski menjadi manusia yang selalu terlihat pedesaan, banyak warga kampung ini sudah berpendidikan Tinggi. Sudah banyak mereka yang menjadi tenaga pendidik, tenaga ahli di berbagai Instansi Pemerintah.<br /> <br /> Dulu Masyarakat bajo identik dengan ketertinggalan pendidikan. Tapi sekarang mereka sudah moderen dan jauh lebih siap menyambut era teknologi saat ini.<br /> <br /> Akses menuju tempat wisata Desa Bajo kira-kira 5 menit dari pusat Kota Tilamuta, Boalemo. Kalau dari Bandara dan hendak ke sini kira-kira jaraknya 120 Kilometer. Ongkos becak motor dari pusat kota Tilamuta menuju Desa bajo hanya 5 ribu rupiah per orang. <br /> <h2> Wisata Pulo Cinta (Pulau Cinta Boalemo)</h2> <img border="0" src="https://2.bp.blogspot.com/-jri-ULzI2pA/W1pzsJYrdKI/AAAAAAAAA80/NoI_ZpwCScQBpb0Bold1Ms9Ri-9ucs8pgCLcBGAs/s640/Pulo%2BCinta%2BBoalemo.png" /><br /> <br /> Kalau bicara soal keindahan pantai di Indonesia, mungkin Pantai di Timur Indonesia sudah pasti yang juara. Tidak hanya indah di atas permukaan, tapi juga indah di kedalaman lautnya. Keanekaragaman ikan laut dan variasi terumbu karangnya memang tidak ada tandingan. Pemandangan karangnya seperti taman bunga. Banyak sekali ragam warna dan bentuknya yang unik.<br /> <br /> Nah, salah satu pulau yang kini populer di Gorontalo yakni Pulo Cinta Boalemo. Pada era kepemimpina Rum Pagau ketika menjadi Bupati, pulau ini mulai dieksplorasi dan kini resmi dikomersilkan. Kini pulo Cinta menjadi destinasi wisata yang cukup mahal untuk dikunjungi.<br /> <br /> <div style="text-align: center;"> <img border="0" src="https://3.bp.blogspot.com/-rQGBLEx9d2I/W1_E0h_kyDI/AAAAAAAALIc/AZRcvBJhwssCC6eXkaCT2JdK5kY8nNtHgCLcBGAs/s1600/Seribupena%2BBlog1.png" /> </div> <div style="text-align: center;"> <br /></div> Akses dari Kota Gorontalo menuju pulo cinta ini sekitar 3 jam. Dari bandara naik mobil travel bandara bayar 70 ribu. Setelah sampai Tilamuta baru bisa naik speed boat. Kisaran 2o menitan barulah akan sampai ke Pulo cinta.<br /> <h2> Wisata Desa Relgi Bubohu (Pesatren Alam Gorontalo)</h2> <div> <div style="text-align: center;"> <img border="0" src="https://3.bp.blogspot.com/-DtyU08qyOqg/W1qEZToRIzI/AAAAAAAAA9M/9e0GyAPwyMwyrsZ-ewplOIYAdMC7LYfcACLcBGAs/s640/Desa%2BReligi%2BBubohu.png" /> </div> Dulu ini hanyalah pondok pesantren Alam biasa. Tempat pengajian anak-anak Santri yang cukup tertutup dari keramaian kota. Memang letaknya tidak jauh dari kota Gorontalo, tapi lokasinya yang berada di puncak gunung menjadikan desa Religi Bubohu cukup nyaman untuk tempat liburan.<br /> <br /> Sekarang kamu bisa saja datang berlibur ke sini sambil Silaturahim dengan anak-anak Sastri. Memang keren kalau kamu bisa mengajak teman-teman kamu dari luar daerah ke tempat ini. Insya Allah tak akan menyesal ketika mereka menyaksikan langsung pesona tanah Gorontalo dari puncak gunung. <br /> <h2> Wisata Pemandian Air Panas Lombongo</h2> <div style="text-align: center;"> <img border="0" src="https://1.bp.blogspot.com/-48nTVZIewps/W1qI5cXXtwI/AAAAAAAAA9Y/FiSD6H8xoUks6NMFrVSSwIwwDFFH2ashQCLcBGAs/s640/Pemandian%2BAir%2BPanas%2BGorontalo.JPG" /></div> Lombongo Hot Spings ini memang benar-benar alami. Pemandian ini berada di pinggiran gunung dan berada dekat dengan pemukiman warga. Tepatnya berada di pinggiran Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. <br /> <br /> Keunggulan pemandian Lombongo ini adalah fasilitas pemandian yang luas dan bersih. Para pengunjung bisa menikmati kolam pemandian air panas dengan beramai-ramai tanpa harus ngumpul dan tertumpuk sesak. Kolam pemandiannya memiliki ketinggian yang teratur dengan panjang 15 meter dan lebar 10 meter. Bagi anak-anak, disediakan area pemandian khusus. Sementara yang dewasa bisa menempati kolam yang tingginya mencapai 2,5 meter.<br /> <br /> Untuk Pemandian Air panas ini sudah saya ulas di sini : <a href="https://www.seribupena.com/2014/01/menikmati-sensasi-lombongo-hot-springs.html">Pemandian Air Panas Lombongo </a><br /> <h2> Wisata Pulau Saronde</h2> <br /> <div style="text-align: center;"> <img border="0" src="https://3.bp.blogspot.com/-SFfl7w2lDoY/W1qMwN7d_LI/AAAAAAAAA9k/OoqNTSz1FBo3qBf0TGNWlT5-HQ98eUkqQCLcBGAs/s640/Pulau_saronde.jpg" /> </div> <br /> Kalau Pulau ini cocok buat kamu dan teman-teman yang memiliki waktu luang yang agak panjang. Misalnya 2 atau 3 hari. Karena kalau liburan ke pulau ini tak akan seru kalau hanya sekedar mandi, lari-lari di pasir putihnya. Kalau menginap di pesisir sambil menatap indahnya taburan bintang, atau kalau lagi pas bulan purnama, pulau ini serupa surga kecil yang hanya kamu penghuninya. Serius!<br /> <br /> Saya pernah berkunjung ke pulau Saronde ini. Dan kalau mau baca ulasan lengkapnya mungkin bisa membaca tulisan ini : <a href="https://www.seribupena.com/2014/02/cahaya-biru-laut-di-pulau-saronde.html">Wisata Pulau Saronde</a> atau bisa juga membaca cerita seru lainnya di sini : <a href="https://www.seribupena.com/2017/09/mengejar-matahari-di-pulau-saronde.html">Mengejar Matahari di Pulau Saronde</a>. Dulu ketika menjadi mahasiswa, saya paling sering wisata ke pulau kecil ini. <br /> <br /> Itulah ulasan tempat wisata populer di Gorontalo. Semoga kamu bisa ke Gorontalo ya. </div>
<img alt="Sail Raja AMpat - Sail Tomini 2015" border="0" height="360" src="https://3.bp.blogspot.com/-lCquyJhkktk/VHp4qG9UyUI/AAAAAAAAIYI/p3iMy6Gx5dg/s1600/DSC05423.JPG" title="Sail Raja AMpat - Sail Tomini 2015" width="640" /><br /> <span style="font-family: inherit;">Upacara perpisahan Sail raja Ampat selesai. Saya melihat teman-teman pada sibuk sendiri, satu persatu menyeret kopernya ke mobil taksi. </span><br /> <br /> <span style="font-family: inherit;">Sebagian lagi ada yang masih sibuk menunggu tumpangan, ada yang bereuforia dengan kisahnya, lalu kemudian "Say Good Bye"dan ada pula yang langsung berangkat tanpa mau menghabiskan waktu terpanggang di pelabuhan.</span><br /> <div style="text-align: left;"><br /> <span style="font-family: inherit;">Sementara kami, perwakilan Gorontalo, duduk khusuk memikirkan nasib. Kemana kami akan melanjutkan perjalanan. </span><br /> <br /> <span style="font-family: inherit;">Apakah kami harus memilih pulang besoknya, atau jalan-jalan dulu di kota metropolitan yang maha kejam, Jakarta? Pertanyaan itu menyesakkan hati. </span><br /> <br /> <span style="font-family: inherit;">Kami berempat; saya, Nurhuda Lagarusu, Miftah, Musfirah mulai berdisukusi apa yang hendak dibuat setelah ini. </span></div><br /> <div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"> </span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Panjang nian kami berdiskusi, tapi tidak berhujung pada kesepakatan. Adik-adikku, Musfira dan Miftah pengen cepat balik ke Gorontalo. </span><br /> <br /> <span style="font-family: inherit;">Sementara saya dan Nurhuda masih mau bertahan sekadar memanfaatkan waktu beberapa hari ke depan. </span></div><br /> <div style="text-align: left;"></div><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Diskusi makin lama makin tidak menemukan titik solusi. Akhirnya, sore itu kami putuskan untuk menginap dulu di rumah teman, Ratih Cahaya Puspita, salah satu teman yang ikut serta dalam Sail Raja Ampat. </span><br /> <br /> <span style="font-family: inherit;">Rencananya, di rumah Ratih nanti kami akan sepakati soal jadwal kembali ke kampung halaman, Gorontalo.</span></div><br /> </div><div style="text-align: center;"><div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Cerita sedikit soal Ratih Cahaya Puspita. Dia adalah gadis sederhana yang kokoh pendiriannya dalam menjaga hijabnya selama pelayaran. </span><br /> <br /> <span style="font-family: inherit;">Ratih berkawan dekat dengan Musfira, Miftah dan Nurhuda Lagarusu. Mereka sering jalan bareng jika ada project di daratan. Sehingga, ikatan emosional diantara mereka sudah terbangun sejak awal. </span></div></div></div><div style="text-align: center;"><div style="text-align: justify;"><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Sementara saya baru akrab dengan gadis Mungil nan imut ini setelah hari-hari terakhir perpisahan. Persahabatn kami bermula pada acara malam terakhir di Waisai, kami nyanyi bareng di lantai atas kapal sambil menyaksikan letupan petasan. </span><br /> <br /> <span style="font-family: inherit;">Kami jalani malam itu dengan iringan lagu se nusantara. Tak terasa, momen ini jadi titik awal persahabatan kami.</span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /> </span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Ratih adalah anak cengkareng, Jakarta Barat. Gadis imut kelahiran Jakarta 7 Juli 1991 ini sedang menempuh studi di Universitas Negeri Jakarta, jurusan bahasa Inggris. </span><br /> <br /> <span style="font-family: inherit;">Dia ikut Sail raja Ampat sebagai delegasi Kementrian Pemuda dan Olahraga. </span></div><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Pada sesi perpisahan, dia melihat kami yang belum punya rencana balik ke Gorontalo. Lalu dia menawari kami untuk tinggal sementara waktu di rumahnya. </span><br /> <br /> <span style="font-family: inherit;">Tapi hanya untuk perempuan. Sementara kami laki-laki ngak boleh ikut. Alasannya, takut ada fitnah menyerang. </span></div><br /> <span style="font-family: inherit; text-align: left;">Saya mahfum betul persoalan ini. Namun, karena darurat binti emergensi, Ratih akhirnya setuju, Ayah Ratih juga sama, sepakat. Keluarga ini kemudian menyambut kami penuh bahagia. </span><br /> <br /> <span style="font-family: inherit; text-align: left;">Setelah berkenalan dengan ayah Ratih, kami baru tahu, ternyata Ayah Ratih pernah bekerja di Gorontalo Utara. Namun tidak bertahan lama. </span><br /> <br /> <span style="font-family: inherit; text-align: left;">Karena merasa dicurangi perusahaan, Ayah Ratih kemudian memutuskan untuk balik ke Jakarta. Kami pun mulai kenal keluarga ini lebih dekat.</span></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /> </span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Malam pertama di kota Metropolitan. Kami berdiskusi di ruangan depan. Rumah ini cukup sederhana, namun isinya padat berisi. Sebuah televisi dan sejumlah buku dan kaset film tumpah di ruangan ini. Bahkan, sambil menonton kami disediakan buah jeruk banyak sekali. </span></div><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Sepertinya </span><i style="font-family: inherit;">full service; </i><span style="font-family: inherit;">mulai dari makan sampai perlengkapan lainnya yang kami butuhkan diseiakan. Setelah semua berkumpul ramai di ruang depan, kami berempat kemudian melanjutkan diskusi yang sempat tertunda di pelabuhan. </span><br /> <br /> <span style="font-family: inherit;">Kami niatkan, malam ini harus ada keputusan, balik bersama atau adik-adik akan diantarkan pulang.</span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /> </span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Alasan demi alasan dikumpulkan dan menghasilkan satu kesepakatan. Adik-adik memutuskan untuk kembali lebih awal. Pertimbangan karena amanah studi telah menumpuk dan harus diselesaikan tepat waktu. </span></div><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Saya tidak bisa membantah. Karena masalah studi adalah kewajiban, </span><i style="font-family: inherit;">Fardu ain</i><span style="font-family: inherit;"> malah. Kami berdua, Nurhuda dan saya memilih bertahan untuk beberapa hari. </span><br /> <br /> <span style="font-family: inherit;">Adik-adiknya meminta agar kepulangan mereka diurus sampai di Bandara saja. Bagi mereka itu sudah cukup sebagai bentuk pertanggungjawaban kami sebagai tetuah mereka.</span></div></div></div><span style="font-family: inherit;"><br /> </span> <br /> <div style="text-align: center;"><div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><div style="text-align: left;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><img alt="Kapal Pemuda Nusantara" border="0" height="360" src="https://3.bp.blogspot.com/-pB_mEFjigkg/VHp4uBEBORI/AAAAAAAAIYQ/nWKB_aIOzBc/s1600/DSC05386.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" title="Kapal Pemuda Nusantara" width="640" /></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="font-family: inherit;">(Dok.Pribadi : Asrama Tentara Kolamil Jakarta)</span></i></td></tr> </tbody></table><span style="font-family: inherit;">Hari pertama jalan-jalan di Jakarta diawali dengan agenda kabur. Semalam sempat janji kalau pagi hari, setelah subuh akan jalan-jalan ke Monas. </span><br /> <br /> <span style="font-family: inherit;">Tapi karena Nurhuda dan si Ratih masih tiduran, ya sudah, saya dengan Bang Elmawan, calon Suami si Ratih, amin... itu kabur di pagi hari pakai motor. </span><br /> <br /> <span style="font-family: inherit;">Kami menyisir kota Jakarta sebelum kendaraan tumpah di jalanan dan memacetkan kota.</span></div></div></div><div style="text-align: center;"><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">"Kalau pagi asyik, ngak ada macet" Seru bang Elmawan sambil mengendarai motor Jupiter Mx kesayangannya.</span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /> </span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Destinasi pertama adalah toko buku. Saya berniat untuk belanja buku sebanyak-banyaknya. Mupung di sini banyak yang murah dan berkualitas. </span></div><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Setelah puas menjamah buku-buku di sudut kota ini, barulah kami menuju Monas. Sesampainya di Monas, kami berfoto ria. Anehnya, Bang Elmawan orangnya pemalu. Setiap kamera mau menangkap wajahnya, dia selalu menghindar.</span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /> </span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">"Saya orang Jakarta, ngak usahlah!" Lelaki tampan itu berkilah. Saya hanya senyum-senyum saja menanggapinya. </span></div><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Sebenarnya, foto saya di Monas ini sudah ada. Sebab, di Tahun 2008 saya sudah pernah kesini. Waktu itu saya mewakili Gorontalo dalam Raimuna Nasional Cibubur. </span><br /> <br /> <span style="font-family: inherit;">Jadi sempat membuat jejak di menara yang penuh sejarah ini. Tapi agar bisa dapat gambar kenang-kenangan, saya tetap menyempatkan foto-foto, apalagi pakaian dinas Sail raja Ampat.</span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /> </span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Karena Monas berdekatan dengan Masjid Istiqlal, saya meminta bang Elmawan mampir sebentar untuk sholat duha. Saya ingin melihat aktivitas di masjid raya Indonesia. </span><br /> <br /> <span style="font-family: inherit;">Konon, kata beberapa sumber, masjid megah ini merupakan salah Masjid yang terbesar di Asia Tenggara. </span></div><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Kami masuk dan menaiki lantai. Baru saja sampai di depan, saya langsung terkesimak. Masjid ini begitu ramai dengan pelajar. Ternyata di dalam masjid ini ada pusat pembelajaran. </span><br /> <br /> <span style="font-family: inherit;">Santri muslim imut-imut sedang asyik belajar. Masuk ke dalamnya, saya banyak kotak amal untuk Palestina. </span></div><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">"Nih pasti kerjaannya teman Lembaga Dakwah Kampus" tebak saya.</span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /> </span><span style="font-family: inherit;">Usah sholat duha, kami lanjutkan perjalanan membeli suvernir, gantungan kunci dan kaos buat teman-teman Gorontalo. Siangnya, kami sudah pada kelaparan. Karena itu, kami putuskan untuk bergegas pulang. </span></div></div><div style="text-align: justify;"><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Sampai di rumah, kami belanja keperluan masak dan meramu makanan nan lezat. Ratih bagian rempah dan menyulap makanan enak. Ternyata dia punya bakat memasak. Bahan sederhana tapi bisa menjadi sesuatu yang "wah" bagi kami saat itu. Ternyata Gadis Metro "Polutan" ini punya bakat untuk ikutan lomba memasak. </span></div><br /> <div style="text-align: left;"><img border="0" height="480" src="https://3.bp.blogspot.com/-ANcbT4koZfM/VHqgrdK1hwI/AAAAAAAAIYw/gWI0apRzzNY/s1600/DSC06191.JPG" style="font-family: inherit;" width="640" /></div></div></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /> </span></div><b><span style="font-family: inherit;">Kota Tua dan Agenda Car Free Day</span></b><br /> <div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Saat jalan-jalan di Kota tua, pasukan hanya berjumlah enam orang. Saya, Elmawan, Nurhuda lagarusu, Ikon, Gabhie dan Ratih. Di Kota tua ini kami menyaksikan museum, Cafe Batavia, sepeda ontel bersejarah, patung-patung hidup, dan mendengarkan pengamen jalanan pedagang kaki lima. </span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /> </span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Perjalanan ini sungguh menyenangkan. Kami makan dan minum es di dekat gedung Kota tua sambil dihibur oleh penyanyi cilik. Suaranya merdu dan sedih. Melihat anak ini, saya jadi ingat Tegar Septian, si cilik yang sudah menjadi orang hebat dan kaya gara-gara ngamen. </span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /> </span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Sayangnya, video dokumentasi engamen cilik itu ada di handphone teman saya. Saya sudah tidak memiliki arsip video itu lagi.</span></div></div><span style="font-family: inherit;"><br /> </span><span style="font-family: inherit;"><img alt="Kota Tua Jakarta" border="0" height="480" src="https://3.bp.blogspot.com/-qa-wFhmwn84/VHqg877-L0I/AAAAAAAAIY4/LNTHvZk38PU/s1600/DSC06183.JPG" title="Kota Tua Jakarta" width="640" /></span><br /> <span style="font-family: inherit;">Tak terasa malam telah merenkuh cahaya. Jubah hitam menutup langit dan saya harus keliling mencari Musholla untuk sholat Magrib. Susahnya minta ampun, keliling-keliling tapi ngak dapat masjid dan akhirnya kami putuskan sholat Jama' di Istiqlal saja. </span><span style="font-family: inherit;">Di sini kami masih istrirahat sejenak sekaligus mengobati betis yang sudah pegal. Andai betis ini terbuat dari balon, pasti sudah meledak. </span><br /> <div style="text-align: center;"><div style="text-align: justify;"><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Meski demikian, kami tetap semagat. Karena ini adalah malam-malam terakhir, jadi kami harus habiskan sepenuhnya dengan jalan-jalan. </span></div><span style="font-family: inherit;"></span><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Usai Sholat kami bergegas menuju Monas. Di sini kami berharap bisa menyaksikan Monas dengan cahaya kemegahannya. Setibanya di sana, ternyata tidak sesuai harapan. Lampu Monas dimatikan. </span></div><br /> <span style="font-family: inherit; text-align: left;">Kami harus menahan kecewa. Tapi, kami tetap menikmati perjalanan ini. Matinya lampu di Monas bukan berarti hati kami ikut mati kan? keep semangkakakakak!!.. itu nasehat saya, biar tidak terbawa kecewa pada si "Monas".</span></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /> </span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Gagal melihat cahaya gemerlap Monas, kami putuskan untuk baring-baring di taman Monas saja. Dari halaman luas ini melihat menatap gemerlapnya kota Metropolitan. Sungguh satu mahakarya manusia yang hebat. </span></div><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Bangunan yang tinggi menjulang menopang langit, menara-menara yang runcing menjadi mercusuar peradaban informasi, dan padatnya penduduk yang mendiami kota super sibuk ini. Oh sungguh mengagumkan. Sungguh apa yang dibuat manusia ini bagian dari cara Allah memperlihatkan kekuasaannya. </span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /> </span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">"Memang Jakarta adalah kota yang tak pernah tidur" kata-kata itu adalah kesimpulan dari kekaguman saya. Ngak-apa jujur dikit. Lagian di kampung saya mana ada gendung yang tinggi nan indah. Jangankan gedung tinggi, listrik saja tak punya. Hehhe...Maaf curhat...</span></div><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Saat kami sedang baring-baring di taman Monas, datanglah pengamen bergerombol. Mungkin sekeluarga, soalnya saya melihat lengkap, anak kecil, perempuan dan satu lelaki. Memegang gitar dan satunya membawa kotak untuk mengisi uang.</span></div><span style="font-family: inherit;"></span></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /> </span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Kami ucaupkan terima kasih, meski hati menggerutu. Belum nyanyi, sudah minta uang. Itupun maksa, aduh kacau. Pengamennya sedikit rewel dan suka maksa. Karena tidak mau berbutut pada konflik, kami mengucapkan maaf sebanyak-banyaknya bahwa kami sedang sibuk dengan acara kami. </span></div><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Cacian dan sumpah serapah meluap-luap keluar dari mulutnya. Saya sedikit menegang melihat wajah pengamen itu.</span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /> </span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">"Jangan bo gara-gara ini dia mobunuh naku!" bisik saya dalam hati.</span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">"Mereka mah begitu, ngamen maksa!" Keluh Elmawan.</span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /> </span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Saya melihat Ratih tidak terbawa suasana. Dia sepertinya menikmati malam ini. Peduli amat dengan pengamen ngambek, mungkin begitu pikirannya. </span></div><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Di taman Menara Emas ini kami menyaksikan langit yang mendung. Berharap ada bintang, nyatanya kota metropolitan ini ditutupi polusi. Saya awalnya berpikir, kalau selama ini melihat Jakarta berkabut itu adalah real awan. Ternyata...</span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /> </span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">"Itu bukan awan, itu polusi!" Bang Elmo menjelaskan.</span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">"Oh,,, "Hanya itu yang keluar dari mulut saya, disusul anggukan tanda paham.</span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /> </span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Menyaksikan Jakarta, sepertinya saya ingin cepat pulang. Kampung halaman saya ternyata jauh lebih nyaman daripada hidup di kota ini. Selain manusianya yang sudah hilang nilai sosial, juga tanah Jakarta ini akan tenggelam dalam pusaran sampah. Masyarakatnya terlalu banyak hingga banyak yang tiduran di jalanan karena ngak kebaikan tanah kali ya.</span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /> </span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">"Kami malah mau pindah dari Jakarta, mau mencari penghidupan di laur Jawa" Keluh Elmawan melihat kondisi Jakarta yang kini cukup "Mengerikan".</span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /> </span></div></div></div><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><img alt="Wisata Makanan Khas Jakarta Kerang Telur" border="0" height="384" src="https://1.bp.blogspot.com/-1LWidGvftJY/VHp48cn7SWI/AAAAAAAAIYc/RcaXT8oIYoo/s1600/IMG_20140907_091512.jpg" style="text-align: center;" title="Wisata Makanan Khas Jakarta Kerang Telur" width="640" /></span></div><span style="font-family: inherit;"><br /> Esok kami akan pulang. Pada malam perpisahan itu, akhirnya Ayah Ratih kembali ke rumah. Kami berkumpul ramai. Kakak perempuan Ratih juga hadir, tak lupa si Eva Nurmala, dan dua kawan sejoli yang sedang bertunangan. </span><br /> <span style="font-family: inherit;"><br /> </span><span style="font-family: inherit;">Malam itu kami makan sepuasnya. Tapi makanan itu bukan untuk saya. Makanan disediakan ala Jakarta, sementara perut saya tidak mampu memproses makanan kotaan ini. Ya, paling makan nasi dan lauknya ikan saja. Itu sudah cukup. </span><br /> <span style="font-family: inherit;"><br /> Lebih parah lagi, saya dibully dengan anak gadis, sahabatnya Ratih, Eva. Pokoknya malam itu jadi ajang jodoh-jodohan. Saya jadi malu sendiri, beruntung kulit hitam kecoklatan, jadi pipi merona ngak kelihatan. Suhu tubuh naik beberapa derajat. </span><br /> <span style="font-family: inherit;"><br /> </span><span style="font-family: inherit;">Andai ada lampu ditempelkan ke tubuh saya, pasti akan menyala. Saking malunya saya malam itu keringat dingin menyelinap di wajah. Tapi, it's okay, ini malam perpisahan. Apapun yang terjadi harus dinikmati.</span><br /> <span style="font-family: inherit;"><br /> Rumah serasa syurga. Canda dan tawa berhimpun di ruangan tamu. Kami benar-benar menikmati perpisahan di rumah Ratih. Dan, besoknya kami berangkat. </span><br /> <span style="font-family: inherit;"><br /> </span><span style="font-family: inherit;">Air mata saya sulit keluar. Alasanya dua; pertama malu dikatai lelaki cengeng, kedua saya tidak ingin dikatai lelaki melankolis lagi. Pokoknya, saat mobil mau berangkat, saya hanya melambaikan tangan kepada Bang Elmawan dan Ratih dengan ekspresi datar. </span><br /> <span style="font-family: inherit;"><br /> Dalam hati saya berbisik, " Ya Allah, berkahi cinta Bang Elmawan dan Ratih. Biar kenangan kami akan tetap utuh jika suatu saat nanti kami bertemu." Doa itu melangit dengan segala harapan bisa menjadi kenyataan. </span><br /> <span style="font-family: inherit;"><br /> </span><span style="font-family: inherit;">Terima kasih atas segala kebaikanmu ya Ratih, Gadis Metro "Polutan" yang hatinya tulus menyangi kami. Terakhir, berjanjilah untuk selalu mengenang kisah kita ya... Semoga kisah yang kutuliskan ini bisa "menggoda" imajinasimu untuk kembali ke hari-hari yang kita Lewati.</span><br /> <span style="font-family: inherit;"><b>=======================================</b></span><br /> <span style="font-family: inherit;">* Refleksi perjalanan wisata di Jakarta bersama teman-teman </span>
<br /> <img alt="Pangeran Diponegoro" border="0" height="360" src="https://2.bp.blogspot.com/-NcxCKg9ecJI/WkrRH1R8W4I/AAAAAAAAAag/K5WDLlqP-p8KNU3h8xYU_J7assbFZBmSwCLcBGAs/w640-h360/Rotterdam_Makassar.jpg" title="Pangeran Diponegoro" width="640" /><br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><b><br /></b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><blockquote><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">Lahir terlambat ke bumi yang menyebabkan kita harus bertualang mencari jejak-jejak masa lalu. Kelak, itu jadi penuntun untuk menemukan masa depan yang lebih paripurna~ Idrus Gorontalo</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><b><i><br /> </i></b></div></blockquote><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div>Pagi yang cerah, benteng Rotterdam Ujung Pandang masih saja terlihat layu. Udara pantai juga belum bersemangat untuk bertamu walau hanya sekedar menyapa orang-orang yang kian benderang kian ramai. <br /> <br /> Di sini, di benteng tua milik Ujung Pandang ini, terlipat rapi kenangan masa lalu yang patut untuk dikenang, patut untuk dijadikan bahan pikiran, dan cukup untuk menambah kelembutan hati atas apa-apa yang ditemui di ruang masa kelam pemerintahan Belanda ini. <br /> <br /> Ketika sempat kau bertamu di sini, tentu akan amat riang hatimu. Kau akan tahu sejarah yang yang bisa meriakan air kecil di bola matamu. <br /> <br /> Konon, dalam beberapa buku kau akan menemukan kisah hidup tentang seorang tokoh yang dikurung, dihinakan, dan hidupnya malang hingga tanah memungut jasadnya. Sejak dijebak dalam perundingan busuk, tokoh islam itu ditangkap, dan ditutup rapat hidupnya.<br /> <br /> Dialah Pangeran di Ponegoro. Seorang tokoh pergerakan dari pulau Jawa, yang konon menghabiskan umurnya di ruang tahanan hingga masa hidup berakhir. Sempat sebelumnya dilarikan ke Manado, tapi kemudian dibawa kembali ke tanah bugis, Ujung Pandang, hingga hayat mengucapkan selamat jalan.<br /> <img alt="Pangeran Diponegoro" border="0" height="427" src="https://4.bp.blogspot.com/-nIbgUY5mnio/Wkpawi_tjzI/AAAAAAAAAZc/b9Q8pMwCtjo03DuL9Kifabz6mH5SsjM0wCLcBGAs/w640-h427/Benteng%2BFort%2BRotterdam1.JPG" title="Pangeran Diponegoro" width="640" /><br /> <br /> <img alt="Pangeran Diponegoro" border="0" height="426" src="https://1.bp.blogspot.com/--x2fapA1mOk/WkpayALhBTI/AAAAAAAAAZg/prRDMFevKzY_e26M1Fx9g_BNNXT0hFGKACLcBGAs/w640-h426/jejak-pangeran-diponegoro-saat-diasingkan-di-makassar-GqL.jpg" title="Pangeran Diponegoro" width="640" />Dalam ruang tahanan, hidupnya tersesak. Jiwanya gundah. Hidupnya tak lagi kuasa walau sekadar mengintip burung yang bertengker di dahan pohon tetangga. Lantaran dinding benteng Belanda yang tingginya mencapai 5 meter itu mengurungnya dari dunia luar. Tebal tembok yang tidak lebih dari 50 centimeter itu seolah menjadi jurang pemisah yang jaraknya berabad-abad lamanya. <br /> <br /> Dikisahkan, pangeran mengisi hari-harinya dengan mengaji dan beribadah saja. Namun, dalam beberapa literature, pangeran Dipenogoro di masa akhir hidupnya sempat mengenyam status layaknya manusia. Itu ketika dia bertemu pangeran Hendrik, yang berkarib baik dengannya. Sehingga, atas dasar status pangeran yang melekat dalam dirinyanya, Diponegoro kemudian mendapatkan ruang tahanan yang lebih layak.<br /> <br /> Pangeran Diponegoro juga sempat menemui anak dan keluarganya. Meskipun masih dalam penjagaan yang ketat.<br /> <br /> Namun, di masa-masa akhir hidupnya, sang pejuang itu kian lemah. Tubuhnya menemui renta, hingga dalam hidupnya yang sedikit lagi itu, dia berkirim surat kepada Ibundanya. Tapi, sampai tubuh berpisah dari ruh kehidupan, harapan bertemu itu tak jua terwujud.<br /> <br /> <img alt="Pangeran Diponegoro" border="0" height="480" src="https://3.bp.blogspot.com/-joZDJPUTssc/WkpazidaxOI/AAAAAAAAAZk/fxIQh-gK_ewvQ05dtI0eH06debXJDGfGgCLcBGAs/w640-h480/makam_pangeran_diponegoro.jpg" title="Pangeran Diponegoro" width="640" /><br /> Bukti sang pangeran ditelantarkan adalah penyakitnya yang tidak diketahui. Bahkan bisa jadi tenaga medis saat itu tak mau mengobati tahanan. <br /> <br /> Pangeran Diponegoroadalah putra dari Sultan Hamengkubuwana III, atau raja ketika dari kerajaan Yogyakarta. Lahir dari keluarga istana, tidak lantas membuat putra pejuang islam ini hidup bermegah-megah. Bahkan dia memilih mendekatkan diri dengan agama dan menjauh dari kehidupan kerajaan. <br /> <br /> Pernah suatu waktu dia ditawari menjadi raja, tapi dia menolak karena dia merasa bahwa dia bukanlah anak dari permaisuri. Itu artinya tahta kerajaan bukanlah miliknya. Begitulah keluhuran budi sang pengeran yang dikenal suka berkelana dengan kuda hitam ini. <br /> <br /> Dalam perjalanan hidupnya, Putra militan yang memiliki nama lengkap Bendara Pangeran Harya Dipanegara ini merupakan tokoh yang berpengaruh dalam masa pendudukan Belanda. Lelaki ini bukan orang sembarang tokoh. Untuk bisa menangkapnya saja, pemerintah Belanda harus mengadakan sayembara dengan hadiah 50.000 gulden. Sebab, pangeran yang senantiasa bersurban itu begitu cerdas dalam siasat peperangan. <br /> <br /> Dalam masa kepemimpinannya, tercatat 15 ribu tentara belanda yang tumpas dibasmi, dan kerugian belanda mencapai 20 ribu gulden. Itulah sebabnya, sang pangeran dianggap berbahaya. <br /> <br /> Salah satu alasan yang membuat pangeran yang lahir pada 11 november 1785 itu kuat, adalah gaung perang suci terhadap Belanda. Diajaknya masyarakat bahwa bentuk perlawanan kepada pihak bangsa kulit putih itu adalah semata-mata untuk menegakkan kalimat Allah. <br /> <br /> Atas itulah, banyak dukungan yang datang menghampirinya. Beberapa pemuka agama datang dan bekerja sama untuk menumpas kaum bermata ular itu. <br /> <br /> Tapi, sepandai-pandai tupai melompat, pasti akan jatuh juga. Mungkin nasib inilah yang dialami sang pangeran hingga kemudian terkunci kaku di ruang isolasi tahapan politik. <br /> <br /> Ah, Benteng Rotterdam, sebuah tempat yang akan mengingatkanmu tentang masa lalu. Ada sejuta makna kehidupan bersarang di sini, dan harus kau gali di setiap butir pasir di tanah benteng ini. Patut kau ciumi aroma mengengat dari gang-gang di sini, ruang distribusi senjata, hingga ruang isolosi para tahanan. Sungguh sangat memilukan bila dikenang dan ditatap lama-lama.<br /> <br /> Benteng yang dibangun oleh raja Gowa 9 ini meninggalkan banyak kenangan. Terlebih lagi bagi seorang tokoh bernama Cornelis Speelman. Saat benteng dibawah kuasanya, benteng ini dinamakan Fort Rotterdam. Sekalipun orang terdahulu menyebutnya sebagai benteng Panyyua (1545). Di dalamnya pun, terdapat museum sejarah La Galigo.<br /> <br /> Menarik untuk dipahami, bagaimana intrik perjuangan para tetuah dulu memperjuangkan kemenangan atas benteng ini. Ada luka yang menganga, ada air mata yang mengurai, ada hati yang terzalimi, dan ada jiwa yang terpenjara. Semua itu bisa dikenang dari tempat bersejarah ini. <br /> <br /> <br /> Sebagian orang berkata, bahwa sejarah ini masih diragukan keberanarannya. Tapi pun demikian, masing-masing orang berpegang teguh terhadap sejarah yang dia yakini. Mungkin, keping sejarah belum utuh terkumpul hingga setiap faksi bersikukuh dengan pandangannya.<br /> <br /> Namun demikian, hal yang tak bisa diingkari bahwa, benar sang tokoh itu pernah dianiaya jiwa raganya. Pernah dihilangkan hak-hak hidupnya sebagai manusia. Dan kau sendiri tahu tabiat bangsa Belanda ketika itu. Bahkan kepada ulama sekalin pun, mereka selalu menodongkan pentungan.<br /> <br /> Sahabat! Kali saya tidak sedang mengurai kembali air mata. Tidak sedang mengutuk perbuatan masa lalu. Juga tidak sedang menggali luka lama agar menganga. Ini hanyalah sebuah refleksi mengingat-ingat hal sejarah sekalipun tidak sepandai sejarawan.<br /> <br /> Saban hari jika kau berkesempatan, mampirlan ke sini. Ada sejarah panjang akan mengenyangkan batinmu di benteng ini. Kelak kau akan tahu juga sampai sejarah panjang gedung tua pennyimpan sejarah ini. <br /> <br /> Tabik!<br /> ===================================================================<br /> Note: Catatan ini hanyalah reflesi wisata. Jika kemudian terjadi kekeliruan dalam pembahasan sejarahnya, akan sangat terbuka menerima masukan.<br /> <br /> Dokumentasi<br /> <br /> <br /><a href="https://draft.blogger.com/#"><img alt="Pangeran Diponegoro" border="0" height="480" src="https://3.bp.blogspot.com/-0W7s0hfQwsk/Wkq7ARqYuhI/AAAAAAAAAZ0/GMmlsEiax34ZgaeG_yQ4TtXaKvR66HQ9QCLcBGAs/w640-h480/MuseumLagaLigo2.jpg" title="Pangeran Diponegoro" width="640" /></a> <br />Wisata Sejarah Bersama Penerima Beasiswa Lembaga Dana Pendidikan (LPDP)2017[ Benteng Rotterdam Makassar <a href="https://draft.blogger.com/#"><br /> </a> <a href="https://draft.blogger.com/#"><br /> </a> <br /><img alt="Pangeran Diponegoro" border="0" height="427" src="https://2.bp.blogspot.com/-v-aAJQ-0hTM/Wkq8oFiKIbI/AAAAAAAAAaE/zyqxAiDZn6Qc5yz2vzBf96nzdauhtSb5wCLcBGAs/w640-h427/Banguna_benteng_rotherdam.JPG" title="Pangeran Diponegoro" width="640" /><br /> <img alt="Pangeran Diponegoro" border="0" height="427" src="https://3.bp.blogspot.com/-ZEkTHdQunW0/Wkq8n2unATI/AAAAAAAAAaA/72dq06I5h_gp2zugZJ5sE96XE21T-rOmgCLcBGAs/w640-h427/Benteng_rotherdam_baru.JPG" title="Pangeran Diponegoro" width="640" /><br /> <img alt="Pangeran Diponegoro" border="0" height="427" src="https://2.bp.blogspot.com/-ZA2b2rkK6cE/Wkq8oS_BBwI/AAAAAAAAAaI/VdcWhHZTgMA8gTX_W9znPb5Lxsl6TEntACLcBGAs/w640-h427/Gedung_Benteng_rotherdam.JPG" title="Pangeran Diponegoro" width="640" /><br /> <img alt="Pangeran Diponegoro" border="0" height="427" src="https://4.bp.blogspot.com/-Lx0VzTBs1l8/Wkq8o3UKvTI/AAAAAAAAAaM/Gt-U_ILtwUIOs4q15NNJ-NfmVsrn4A1KACLcBGAs/w640-h427/Museum_Wisata_LaGaligo.JPG" title="Pangeran Diponegoro" width="640" /><br /> <img alt="Pangeran Diponegoro" border="0" height="427" src="https://2.bp.blogspot.com/-IJ8xA0_HE34/Wkq8p3btPdI/AAAAAAAAAaQ/Q68VL4o2tKMNPGBLNHqhq87-0k9CBB2TwCLcBGAs/w640-h427/Wisata_Murah_Benteng_rotherdam.JPG" title="Pangeran Diponegoro" width="640" /><span class="halfpost"> </span><br /> <span class="halfpost"> </span><br /> <span class="halfpost"> </span>
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><div style="text-align: center;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><img alt="Kapal Pemuda Nusantara" border="0" height="360" src="https://3.bp.blogspot.com/-1xYfmW0LWM0/VC85U8dDOHI/AAAAAAAAID0/xnuEQVNHXg8/s1600/DSC05879.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" title="Kapal Pemuda Nusantara" width="640" /></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #0000ee;">Peserta Kapal Pemuda Nusantara<u><br /> </u></span></td></tr> </tbody></table><div class="separator" style="clear: both;"><span style="font-family: inherit;"></span></div></div></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;">Saya hampir saja membusuk di laut. Sebagai anak yang putus sekolah, menjadi nelayan adalah pilihan terbaik. Sebab tahun 2006, ekonomi keluarga saya sedang ambruk. Saudara saya nyaris kelaparan dan tidak Ayah nyaris tidak mampu melanjutkan masa depan keluarga. </span></div><div style="text-align: left;"><span style="line-height: 24.0000019073486px;"></span></div><span style="font-family: inherit;"></span><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;">"Bo mopo Mangga mosikolah yio, ti ma'a mongo wutatumu hepolanga" kata Ayah. Mendengar itu, saya langsung pasrah. Keputusan untuk mengakhiri cita-cita di bangku sekolahpun harus diterima. </span></span></div><br /> <div style="text-align: left;"><span style="line-height: 24.0000019073486px;"></span></div><span style="font-family: inherit;"></span><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;">Saat sedang melaut bersama ayah, badai datang tiba-tiba. perahu kami dihantam tanpa ampun. Bilah papan bergeming, dan sisi kayu penyeimbang nyaris patah. Kemuda sulit untuk diarahkan. Hujan makin keras dan gelombang makin mengganas dan berbusa. Sementara saya, yang posisinya berada di depan, tak pernah berhenti muntah-muntah. Saya mabuk laut saat itu. Ayah tidak bisa mendekat. Beliau fokus mengarahkan perahu ke pulau. </span></span></div><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /> </span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 24.0000019073486px;">Saya menggigil. Tubuh saya basah total. Angin yang kencang membuat tubuh saya makin kaku dan sulit bergerak. </span><span style="line-height: 24.0000019073486px;">Ayah terlihat pucat khawatir. Jangan sampai perahu kami terbalik dan nyawa kami bisa melayang. Dengan lincah ayah mencari akal agar selamat dari amukan badai. Ayah meminta saya mengendalikan kemudi. Sementara ayah, kesana kemari menyeimbangkan perahu. Kadang dia kebelakang, kadang juga dia naik di </span><i style="line-height: 24.0000019073486px;">"Sema-sema" </i><span style="line-height: 24.0000019073486px;">perahu. Dia bergerak lincah dan tangannya bagai kompas penunjuk arah jalan pulang. </span></span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /> </span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;">"Tabrak ombaknya, jangan kase turut dengan ombak, mo tanggalam torang" Teriak ayah dari depan. Tangan saya langsung memegang keras tali kendali kemudi. Hampir saja putus, alhamdulillah bertahan.</span></div><br /> <div style="text-align: left;"><span style="line-height: 24.0000019073486px;"></span></div><span style="font-family: inherit;"></span><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;">Perahu saya arahkan sesuai dengan perintah ayah. Sesekali perahu berbelok berlawanan arah menghantam gelombang. Lantas dibelokan lagi menyamping untuk memanfaatkan gelombang menuju daratan. </span></span></div><div style="text-align: left;"><span style="line-height: 24.0000019073486px;"></span></div><span style="font-family: inherit;"></span><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;">Terlihat ayah mulai tenang. Tangannya menunjuk sebuah arah. </span></span></div><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;">"Pulang Asiangi" itu nama pulau yang menutupi kabupaten Boalemo. Saya begitu bahagia. itu artinya, kami akan tiba di daratan. <i>"Say goodbye untuk gelombang"</i>. </span></div><br /> <div style="text-align: left;"><span style="line-height: 24.0000019073486px;"></span></div><span style="font-family: inherit;"></span><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;">Tak berselang lama, badai reda. Seketika Air laut berubah tenang, seperti daratan pasir yang baru saja diaspal, rata dan tanpa riak gelombang. Matahari sore juga sudah menampakkan diri, kuning keemasan. Ayah datang mendekati saya.</span></span></div><span style="font-family: inherit;"></span><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;">"Sabantar somo ta biasa itu" nasehat Ayah sambil mengelus-elus pundakku. Tapi, muntah belum juga surut. Serasa isi perut mau keluar semua tanpa sisa. Melihat kondisi ini, Ayah putuskan istirahat sejenak sambil menenangkan saya sejenak. Saya kemudian bangkit dan menatap matahari yang sebentar lagi pergi menyisahkan gelap.</span></span></div><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;">Sejak kejadian itu, saya tidak mau lagi ke laut. Saya trauma dengan gelombang. </span></span></div><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;">Tapi kali ini, di Sail Raja Ampat, aktivitas yang sama akan terulang, perjalanan menjelajahi lautan Nusantara. Seketika, saya langsung terbayang kenangan bersama Ayah. Bulu roma berdiri, isyarat mengerikan bakal terjadi. </span></div><br /> <div style="text-align: left;"><span style="line-height: 24.0000019073486px;"></span></div><span style="font-family: inherit;"></span><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;">Saya berusaha sebisa mungkin menepis segala ketakutan itu. Bersama sahabat saya, Nurhuda, Miftah dan Musfira, saya akan melakukan perjalanan Sail Raja Ampat. Kami</span><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;"> tiba di Tanjung Priuk tanggal 6 agustus 2014. Setibanya di maskan Tentara Angkatan Laut, kami langsung melakukan regitrasi dan dilanjtukan dengan sholat Magrib di Masjid yang berada di pojok maskas itu. </span></span></div></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;"><br /> </span></div></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><img alt="Kapal Pemuda Nusantara" border="0" height="426" src="https://2.bp.blogspot.com/-RA4gbpKatls/VC7HaGH3zgI/AAAAAAAAIDM/veFYuF-6Pnk/s1600/_MG_5187.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" title="Kapal Pemuda Nusantara" width="640" /></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;"><i>Peserta Upacara 17 Agustus 2014</i></span></td></tr> </tbody></table><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;"></span></div></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;">Sholat Magrib selesai. Saya kembali ke sekretariat dan persiapan <i>Home stay</i> sehari di asrama militer. Saya tidak tahu persis alamatnya. Kami seluruh peserta Kapal pemuda nusantara di kumpulkan di sana. Dengan tujuan menerima pembelakalan dari kementrian dan sedikit pembahasan jadwal pelayaran dan kegiatan Sail Raja Ampat. </span></div><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;">Hati makin </span><i style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;">dak dik duk. </i></span></div><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;"><i>"Ya Allah, besok somo nae kapal. Ba ombak ini. Wih, ba munta poli ini ey. 7 tahun tidak pernah naik perahu. Lalu, tiba-tiba mau ke laut? aduh pasti mabok" </i>Saya makin gundah memikirkan hal itu.</span></div><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;">Besok pagi kami berangkat menuju Pelabuhan. Saat turun dari Mobil, saya terkejut. Sebuah kapal besar bertuliskan, Kapal Republik Indonesia yang panjangnya melebihi lapangan bola kaki telah berlabuh. Di sampingnya juga ada kapal logistik dan kesehatan, KRI dR Soharso. Besarnya pun sama, namun kapal logistik terlihat lebih gemuk dan lebar. </span></span></div><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;">"Kapal ini yang mo pake" tanya saya kepada salah seorang teman peserta. </span></span></div><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;">"Iya, kapal ini. Besar kan?" </span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;">"Iya, besar skali" saya terkagum-kagum. </span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;">" Kapal ini panjangnya 120 meter, tinggi lima lantai" Jelasnya detail. </span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 24.0000019073486px;"><br /> </span></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-8a2U8c1aFhE/VC7HbDsqmaI/AAAAAAAAIDU/ljWtjMRHWIg/s1600/_MG_5201.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" height="426" src="https://3.bp.blogspot.com/-8a2U8c1aFhE/VC7HbDsqmaI/AAAAAAAAIDU/ljWtjMRHWIg/s1600/_MG_5201.JPG" width="640" /></span></a></div><div class="MsoNormal"><div style="text-align: center;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;">Upacara 17 Agustus 2014 di Peraian Banda </span></div></div></div><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /> </span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;">Malamnya, kami seluruh peserta siap berangkat. Barang-barang telah di naikkan. Peserta yang dapat kamar di lantai dua. Kecuali kami para lelaki yang di luar kamar. Kami ditempatkan di <i>Tank Deck</i>, karena kamar penuh. Lagian kapasitas kapal dengan jumlah 900-an mana cukup. Kurang lebih ada 200-an orang yang tidur pakai alat tidur tentara. </span></div><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;">Tepat di tengah malam, pukul 12.00 Sirene kapal meletup kencang. Suaranya mengagetkan seisi kapal. Perlahan kapal merangkak meninggalkan dermaga Tanjung Priuk. Kami yang berkumpul di tempat ruang terbuka, melihat gemerlapnya kota jakarta dari perairan. Lambat laun, cahayanya menjauh hingga hilang dari pandangan. Kini, bagian kiri dan kanan kapal tidak ada lagi yang terlihat selain gelap. Signal ponsel pun putus, segala komunikasi tidak tersambung, kecuali komukasi kapal dengan daratan. Sebab, kapal memanfaatkan radar. </span></span></div><div style="text-align: left;"><span style="line-height: 24.0000019073486px;"></span></div><span style="font-family: inherit;"></span><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;">"Kapal ini tenggelam kalau di tembak. Nanti kalau bocor pasti akan tenggelam" Seorang TNI menakut-nakuti.</span></span></div><br /> </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"></span></div></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-bEi-lWag1TY/VC7IB3u0qyI/AAAAAAAAIDk/UK7bm8f-0Ck/s1600/DSC05425.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" height="360" src="https://3.bp.blogspot.com/-bEi-lWag1TY/VC7IB3u0qyI/AAAAAAAAIDk/UK7bm8f-0Ck/s1600/DSC05425.JPG" width="640" /></span></a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><div style="text-align: center;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;"><i>Suasana Lantai helikopter di Pagi Hari</i></span></div></div></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;"><br /> </span></div></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;">Akhirnya, setelah beberapa hari di kapal, rasa takut dengan badai dan gelombang yang mengerikan, hilang. Bayang-bayang mengerikan tentang badai ternyata tidak ada. Meskipun gelombang besar, kapal ini dengan mudahnya melenggang menyusuri lautan Nusantara. Perjalanan yang akan kami tempuh akan melewati rute, Jakarta - Makassar - Sorong - Waisai - Nusa Tenggara Barat- Ambon- Bali - Jakarta. Perjalanan laut itu akan ditempuh dalam beberapa hari. </span></div><br /> <div style="text-align: left;"><span style="line-height: 24.0000019073486px;"></span></div><span style="font-family: inherit;"></span><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;">Perjalanan Jakarta akassar akan memakan waktu tiga hari di perairan. Lalu setibanya di Makassar, akan menginab bersama warga dan melaksanakan bakti sosial. Setelah itu perjalanan akan kembali dilanjutkan menuju Waisai, Papua Barat, daerah destinasi puncak acara yang akan dihadiri presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Rute untuk semua daerah sama, mampir sehari dan ada agenda city tour. Disaat itu peserta akan bersilaturahmi dengan Gubernur atau bupati. Spesial untuk Rute Bali, disediakan khusus untuk jalan-jalan saja. Nanti sesi perjalanan di Bali akan menghabiskan waktu dua hari. </span></span></div><br /> <div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;">Sungguh perjalanan yang menginspirasi saya untuk kembali berpetualang. Menjelajahi Indonesia yang kaya akan budaya. Sebagai penutup, nih lagu dari Tegar yang saya modifikasi sebagai hiburan saja selama pelayaran. </span></span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;"><br /> </span></div></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;"><i>Ombak yang dulu</i></span></div></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;"><i>bukanlah yang sekarang</i></span></div></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;"><i>Dulu menyeramkan</i></span></div></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;"><i>Sekarang menyenangkan</i></span></div></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;"><i>Dulu-dulu kutakut ombak</i></span></div></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;"><i>Sekarang Aku bahagia…</i></span></div></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;"><i>Cita-citaku menjadi petualang</i></span></div></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;"><i>Hidup di negeri seberang</i></span></div></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit; line-height: 24.0000019073486px;"><i>Kabur dari nasib malang…</i></span></div></div></div>